5 Alasan Jurnal Ilmiah Anda tidak Terindeks di SCOPUS

Ilmiah511 Views

Salah satu cara untuk meningkatkan jumlah kontributor atau penulis jurnal ilmiah adalah dengan meningkatkan reputasi jurnal. Jurnal ilmiah yang bereputasi internasional biasanya lebih diminati dari pada jurnal ilmiah yang hanya terindeks lokal.

ALAT PENGINDEKS JURNAL ILMIAH

Secara berurutan, alat pengindeks jurnal ilmiah dapat dikelompokkan sebagai berikut:

  1. Alat Pengindeks Nasional (Portal Garuda Dikti, PILNAS Koleksi Pustaka Jurnal Ilmiah Indonesia (Ristek), Indonesia Publication Index (IPI), Indonesian Citation Index (IDCI), Indonesian Scientific Journal Database (ISJD) dan SINTA.
  2. Google Scholar atau Google Cendekia
  3. DOAJ
  4. ProQuest
  5. EBSCO
  6. WorldCat
  7. Sherpa / RoMEO
  8. CORE (Knowladge Media KMI Institute)
  9. SCOPUS (Elsevier)
  10. Web of Science (Thomson Reuters)

Saat ini, Web of Science (Thomson Reuters) menduduki peringkat tertinggi dari beberapa alat pengindeks jurnal yang ada di dunia. Tidak usah Thomson Reuters, jika jurnal ilmiah Anda sudah dapat terindeks di SCOPUS saja, pasti sudah banyak yang submit untuk menjadi kontributor sebagai penulis. Namun sayangnya, untuk bisa terindeks di SCOPUS juga tidak semudah membalik tangan, banyak aturan yang harus dipenuhi.

KRITERIA PENILAIAN YANG DILAKUKAN OLEH SCOPUS

Terdapat 5 hal yang menjadi bahan pertimbangan SCOPUS dalam menentukan jurnal ilmiah Anda diterima (terindeks) di alat pengindeks bereputasi internasional ini.

1. KEBIJAKAN JURNAL

Yang ditekankan dalam kebijakan jurnal adalah konsep/kebijakan editorial yang meyakinkan, keanekaragaman distribusi geografis editor dan penulis dan semua referensi yang disitasi menggunakan skrip Roman. Kebijakan jurnal ini memiliki skor tertinggi, yaitu 35 %.

2. SITASI

Banyaknya sitasi di jurnal yang terindeks SCOPUS. Jumlah silatsi ini memiliki skor 25 % dalam penerimaan di SCOPUS.

3. KONTEN

Konten jurnal dilihat berdasarkan kesesuaian bidang, kejelasan abstrak, kesesuaian dengan tujuan jurnal dan kejelasan isi artikel. Konten ini memiliki skor 20 % dalam penerimaan jurnal di SCOPUS.

4. TERBIT BERKALA

Jurnal yang terbit secara berkala tanpa putus merupakan wujud keprofesionalan dalam penerbitan. Makanya SCOPUS hanya memberikan skor 10 % dalam penilaiannya.

5. JURNAL ONLINE

Apabila jurnal ilmiah Anda masih konvensional dan belum menggunakan Open Journal System (OJS) sudah pasti akan ditolak oleh SCOPUS. Dalam penilaian ini SCOPUS memberikan skor 10 %.

ALASAN JURNAL ILMIAH TIDAK TERINDEKS DI SCOPUS

Menurut Istadi dalam lokakarya peningkatan kualitas pengelolaan jurnal ilmiah menuju akreditasi / indeksasi bereputasi di LPPM Unimus pada tempo hari, terdapat 5 alasan jurnal ilmiah tidak terindeks di SCOPUS. Kelima alasan itu adalah sebagai berikut:

1. Penulis masih berasal dari satu negara

Salah satu alasan ditolaknya jurnal ilmiah ketika Anda daftarkan ke SCOPUS adalah penulis yang masih berasal dari lokal. Jika ingin terindeks di SCOPUS, carilah penulis dari berbagai negara. SCOPUS tidak menginginkan penulis jurnal dari satu negara saja.

2. Jumlah sitasi jurnal yang masih sedikit

Alasan yang kedua adalah jumlah sitasi. SCOPUS tidak mau menerima jurnal ilmiah yang jarang disitasi dan sedikit yang mensitasinya. Jumlah sitasi yang tinggi artinya h indeks nya juga naik. Intinya SCOPUS tidak mau menerima jurnal ilmiah dengan h indeks yang rendah.

3. Editor-in-Chief tidak memiliki publikasi yang terindeks di SCOPUS

Editor-in-Chief merupakan pengelola dari jurnal ilmiah. Sangat ironis jika jurnal ilmiah yang dikelolanya terindeks di alat pengindeks bereputasi internasional seperti SCOPUS namun Editor-in-Chief sendiri tidak memiliki artikel jurnal ilmiah yang terindeks di sana.

4. Anggota Editor Board tidak memiliki publikasi yang terindeks di SCOPUS

Tidak hanya Editor-in-Chief namun juga anggota Editor Board jurnal ilmiah wajib memiliki artikel ilmiah yang terindeks di SCOPUS agar jurnal ilmiah yang dikelolanya dapat diterima alat pengindeks bereputasi internasional ini.

5. Peer-Review Policy tidak jelas

Peer-Review Policy yang jelas menunjukkan adanya pengelolaan naskah artikel yang berkualitas pada jurnal ilmiah yang Anda kelola.

Demikianlah 5 alasan jurnal ilmiah tidak terindeks di SCOPUS yang dapat Anda jadikan rambu-rambu sebelum mendaftarkan jurnal ilmiah ke SCOPUS. Perhatikan dengan sebaik-baiknya kelima alasan tersebut agar jurnal ilmiah Anda berhasil terindeks di alat pengindeks bereputasi internasional ini. Semoga bermanfaat.*