Setelah tahun 90-an gelar insinyur seolah-olah sudah berakhir karena semua lulusan perguruan tinggi dari fakultas teknik dan pertanian tidak lagi menyandang gelar #insinyur (Ir) melainkan Sarjana Teknik (ST). Akan tetapi dalam kenyataannya tidaklah demikian karena seorang insinyur selalu terus dibutuhkan dalam pekerjaan jasa konstruksi, seperti kontraktor dan tenaga ahli (konsultan) teknik.
Pembangunan infrastruktur saat ini terus dilakukan di mana-mana meliputi seluruh lapisan wilayah Indonesia. Sedangkan untuk mempercepat pembangunan di bidang infrastruktur tentunya harus memiliki jumlah insinyur yang cukup. Pada saat ini Indonesia masih banyak kekurangan jumlah insinyur. Seperti data dari Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti bahwa Indonesia pada tahun 2016 dibutuhkan 34.000 insinyur, 2017 dibutuhkan 72.000 insinyur, 2018 dibutuhkan 87.000 insinyur dan 2019 dibutuhkan 96.000 insinyur. Sementara pada tahun 2015 sarjana teknik berjumlah 15.258 orang, 2016 berjumlah 17.092 orang, 2017 berjumlah 18.273, 2018 berjumlah 19.454 dan 2019 berjumlah 20.635.
Setelah perguruan tinggi baik PTN dan PTS tidak menelorkan Insinyur maka gelar insinyur masih dapat diperoleh melalui organisasi sertifikasi seperti Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Bagi yang sudah mendapatkan ijazah Sarjana Teknik, dapat mengikuti diklat yang diadakan oleh PII tersebut untuk mendapatkan sertifikat profesi insinyur. Selain itu, persyaratan utama selain memiliki ijazah sarjana teknik adalah pengalaman dibidang keinsinyuran yang sudah mumpuni.
Mengingat begitu pentingnya gelar insinyur maka sekarang ini telah dibuka kembali untuk perguruan tinggi baik PTN maupun PTS untuk dapat menelorkan seorang insinyur melalui Program Studi Program Profesi Insinyur (PS-PPI). PS-PII ini dapat ditempuh selama (1 sampai dengan 1,5) Tahun dengan bobot total SKS 24 SKS. PS-PPI ini merupakan respon dari perguruan tinggi terhadap Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran, yaitu bagi lulusan perguruan tinggi tidak diperbolehkan langsung bekerja di bidang engineering apabila tidak memiliki sertifikat profesi.
Berikut ini adalah daftar Perguruan Tinggi baik PTN maupun PTS yang akan menyelenggarakan Program Studi Program Profesi Insinyur (PS-PPI) yaitu:
- Institut Teknologi Bandung
- Universitas Gajah Mada, Yogjakarta
- Institut Pertanian Bogor
- Universitas Indonesia
- Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
- Universitas Brawijaya
- Universitas Sebelas Maret, Surakarta
- Universitas Diponegoro, Semarang
- Universitas Hasanudin, Makasar
- Universitas Andalas, Sumatra Barat
- Universitas Negeri Malang
- Universitas Negeri Yogyakarta
- Universitas Kristen Petra, Surabaya
- Universitas Riau
- Universitas Lampung
- Universitas Sriwijaya
- Universitas Sanata Dharma
- Universitas Katolik Parahyangan
- Universitas Muhammadiyah Malang
- Universitas Jember
- Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya
- Universitas Negeri Medan
- Universitas Jambi
- Universitas Pattimura, Maluku
- Universitas Islam Bandung
- Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta
- Universitas Muslim Indonesi, Makasar
- Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat
- Universitas Sumatera Utara
- Universitas Katolik Soegijapranata, Salatiga
- Universitas Bina Nusantara, Jakarta
- Universitas Muhammadiyah Surakarta
- Universitas Islam Malang
- Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
- Universitas Udayana, Bali
- Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur
- Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan
- Universitas Syiah Kuala, Aceh
- Universitas Sam Ratulangi, Manado
- Universitas Trisakti, Jakarta
Semua itu adalah beberapa PTN dan PTS yang direkomendasikan dapat membuka PS-PPI. Sedangkan beberapa Perguruan Tinggi yang sudah memiliki Surat Keputusan (SK) Operasional Penyelenggaraan Program Profesi Insinyur (Batch 1) pada Hari Kamis, 12 Januari 2017 telah menunjuk empat Perguruan Tunggi yang telah siap untuk menyelenggarakan program tersebut. Keempat Perguruan Tinggi tersebut adalah adalah:
- Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)
- Universitas Andalas
- Universitas Muslim Indonesia (UMI)
- Universitas Bina Nusantara.
Nah, itulah beberapa Perguruan Tinggi yang sudah dapat menyelenggarakan PS-PPI. Perlu Anda ketahui bahwa PS-PII ini diperuntukkan bagi yang baru saja lulus (fresh graduate) dan belum memiliki pengalaman kerja dibidang keinsinyuran. Sedangkan apabila Anda adalah lulusan Sarjana Teknik dan sudah memiliki pengalaman kerja keinsinyuran maka Anda dapat mencari sertifikat insinyur ke Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dengan mengikuti diklat yang relatif lebih cepat.* (/pic:unisma.ac.id)