Sebagian orang ada yang beranggapan bahwa mantan pacar itu sebagai pertemanan yang sudah putus hubungan secara total, baik sebagai sahabat apalagi kekasih. Sehingga mereka benar-benar sudah tidak ada hubungan sama sekali. Bahkan, ada juga yang menjurus ke permusuhan karena ada perasaan dendam ketika memutuskan untuk putus cinta.
Namun ada juga yang beranggapan sebaliknya, walaupun sudah putus cinta tapi hubungan persahabatan masih tetap melekat dan bahkan masih terselip perasaan cinta. Mereka terus menjalin hubungan persahabatan seperti layaknya persahabatan dengan teman yang lain tanpa adanya gap. Pada momen-momen penting dia, seperti hari ulang tahun, hari kelulusan sekolah dan hari pernikahannya, mereka juga memberikan sebuah kado sebagai wujud simpati kepadanya.
Isi Kado
Seperti yang pernah saya alami pada beberapa hari yang lalu, mantan pacar saya (baca: istri), Umi Nurkhayatun, sedang menjumpai hari kelahirannya yang ke-39. Sebenarnya saya dan keluarga tidak mewajibkan untuk saling memberi kado di hari ulang tahun kelahiran karena menganggap peristiwa itu sebagai sesuatu yang tidak perlu dirayakan dengan alasan tertentu. Akan tetapi secara tidak sengaja pada saat menjelang hari ulang tahun dia, apa yang sudah saya perjuangkan selama kurang lebih sepuluh tahun, baru dapat terasa manfaatnya.
Sejak 10 tahun yang lalu saya bercita-cita ingin menjadi blogger profesional. Namun kini blog yang saya bangun kurang dari setengah tahun sudah mendapatkan tanggapan yang baik oleh netizen. Salah satunya blog saya itu mendapatkan kerjasama content placement dari perusahaan terkenal di Negara kita.
Dan oleh istri saya, keberhasilan saya dalam mengelola blog itu dianggapnya sebagai kado yang sangat berarti buat dia. “Thanks for my wife…”
Arti Penting Kado
Beberapa penyebab kemungkinan kegagalan saya dalam mengurus blog waktu dulu adalah blog yang saya kelola tidak sesuai dengan passion saya, tidak bersungguh-sungguh dalam mengelola blog dan banyak dikalahkan dengan aktivitas offline. Mungkin yang paling dominan adalah blog yang saya bangun tidak menurut pasion saya sehingga ada kecenderungan untuk memaksakan diri dalam mengurusnya. Sesuatu yang dipaksakan pasti tidak akan bertahan lama dan akhirnya beberapa blog yang saya bangun itu tidak dapat dipertahankan.
Apabila di ibaratkan seorang blogger adalah seorang pelari, maka blogger adalah pelari marathon dan bukan sprinter. Seorang blogger harus terus berkarya untuk menghasilkan artikel untuk di posting tanpa henti dalam kondisi apapun dalam jangka waktu yang sangat lama. Saya menyadari bahwa blogger itu tidak dapat mengandalkan mood dalam memproduksi tulisan. Kalau baru mood untuk menulis, barulah untuk menulis secara panjang lebar. Namun ketika baru tidak ada mood, dia hanya akan menulis dengan asal-asalan dan bahkan tidak menulis sama sekali dalam waktu yang sangat lama. Jadi, apabila Anda sudah berkomitmen untuk menjadi seorang blogger, ya tentunya harus setia dan menyukai dalam hal tulis menulis.
Perjuangan panjang yang saya alami dalam mengelola blog ternyata akhirnya dapat dihargai juga oleh istri. Siapa yang dapat percaya kalau setiap hari saya selalu ada di depan laptop namun belum dapat mewujudkan hasilnya dalam waktu bertahun-tahun. Bahkan mungkin saja menimbulkan pandangan yang tidak menyenangkan dan membosankan, “Tak…tik…tak…tik terus, mana hasilnya…!”. Saya pun tak dapat menyalahkan, memang seperti itulah kondisi saya.
Meskipun kadang aku merasa tidak nyaman, aku tetap berusaha untuk terus berada di depan laptop. Bukannya tidak bersyukur, memang saat ini saya sudah bekerja di beberapa tempat, seperti yang sudah saya tuliskan di profil. Namun tak ada salahnya bila disela-sela kesibukan offline tersebut, saya manfaatkan untuk mengelola blog. Dengan menulis blog dapat memicu andrenalin dalam menulis sehingga dapat mendukung pekerjaan saya, terutama dalam membuat proposal dan hasil penelitian.
Apresiasi, Ucapan dan Harapan
Pada hari ulang tahun mantan pacar saya (baca: istri) ini, saya ingin mengucapkan:
Selamat hari ulang tahun yang ke-39, semoga kau diberi umur panjang nan barokah, rizki yang melimpah, semakin ta’at beribadah, semakin berbakti pada suami, semakin bersemangat dalam membimbing anak-anak dan mendo’akannya – terutama di sepertiga malam.
Terima kasih atas semua pengorbananmu untuk keluarga yang tanpa pamrih ini. Semoga dapat menjadi amal kebaikan yang dapat kau petik nanti.
Teruskan perjuanganmu, aku akan terus bersamamu. I love you.
Demikianlah kado yang dapat saya serahkan pada istri di hari ulang tahunnya yang ke -39. Semoga keluarga saya menjadi keluarga bahagia sakinah mawadah warohmah. Amin.*(/pic: ayeey.com)