Pilih Sekolah, Pondok Pesantren atau Boarding School? Jangan Sampai Salah

Edukasi372 Views

Pasti Anda pernah mendengar seperti ini,”Pada zaman sekarang kok masih ada ya orang sebaik itu?”. Itu menunjukkan bahwa semakin kedepan, moral generasi muda semakin turun. Inilah yang menjadi awal pertimbangan sebagian orang tua dalam menyekolahkan anaknya. Mau dimasukkan ke sekolah umum, pondok pesantren, atau boarding school.

PERUBAHAN POLA PIKIR

Dulu, orang tua lebih mengutamakan sekolah anaknya di sekolah umum dari pada ngaji di pondok pesantren. Alasannya sederhana, sekolah umum lebih menjanjikan dalam mendapatkan pekerjaan.

Kini sebagian orang tua sudah ada yang mulai berubah pola pikirnya. Menyekolahkan anak tidak harus ke sekolah umum, tapi ada alternatif lain yang lebih tepat untuk anaknya, yaitu ke pondok pesantren dan boarding school.

Perkembangan dunia dalam hal IPTEK memang semakin baik. Namun dalam hal moral anak bangsa, tidaklah demikian. Inilah yang menjadi pemicu berubahnya pola pikir orang tua tersebut. Pada umumnya orang tua tidak hanya menginginkan anaknya berhasil dalam urusan dunia, namun juga berakhlak mulia.

Salah satu solusi yang diambil oleh sebagian orang tua adalah dengan memasukkan anaknya ke sekolah berasrama atau boarding school. Selain mendapatkan ilmu keduniaan dan akherat, juga pergaulan anak menjadi terkondisikan di asrama.

Tapi permasalahannya adalah tidak semua orang bisa menyekolahkan anaknya di boarding school, banyak faktor yang mempengaruhinya.

BOARDING SCHOOL

Sebenarnya sekolah sambil pondok pesantren atau dikenal dengan boarding school adalah pilihan terbaik anak usia sekolah. Selain mendapat ilmu dunia, mereka juga mendapat ilmu akherat. “Sekali mendayung dua pulau terlampaui”, kira-kira semacam itu.

Bagi orang tua juga semakin diuntungkan. Mereka menjadi lebih tenang dan tidak was-was lagi dengan pergaulan anaknya. Mengingat pergaulan di luar pondok yang semakin tidak terkontrol.

Tidak semua orang bisa menikmati sekolah di boarding school. Selain biayanya yang relatif mahal, juga perlu semangat dan kemauan yang tinggi. Ada kalanya orang tuanya mampu, tapi si anak yang tidak mampu, atau sebaliknya.

Kegiatan di sekolah berasrama sangat padat, tidak mengenal tanggal merah dan hari libur. Begitu selesai jam sekolah, dilanjutkan dengan kegiatan pondok pesantren hingga malam. Pada waktu sepertiga malam yang akhir sudah mulai ada kegiatan sholat malam yang dilanjutkan hingga menjelang masuk sekolah, begitu seterusnya.

Jadi, kalau Anda memutuskan untuk sekolah di boarding school artinya Anda telah siap segalanya, baik siap biaya, kemampuan akademik, dan semangat tinggi.

SEKOLAH UMUM

Bagaimana jika tidak memungkinkan untuk sekolah di boarding school? Ada dua pilihan, yaitu melanjutkan studi ke sekolah umum atau pondok pesantren.

Disini peran orang tua sangat penting untuk mengarahkan anaknya. Kalau anak memiliki kemampuan akademik diatas rata-rata, alangkah baiknya Anda masukkan ke sekolah umum. Untuk ilmu akheratnya dapat mengikuti kegiatan pengajian di masjid-masjid terdekat.

Jika Anda menentukan pada pilihan ini, peran orang tua masih sangat dibutuhkan dalam mengarahkan anak karena anak masih berinteraksi dengan lingkungan yang luas.

PONDOK PESANTREN

Seperti pada penjelasan di atas bahwa sekolah umum sangat membutuhkan kemampuan akademik yang baik dan biaya yang tidak sedikit. Apalagi boarding school yang semakin membutuhkan kemampuan yang lebih.

Apabila kedua hal tersbut tidak ada pada diri anak, lebih baik orang tua mengarahkan anaknya melanjutkan ke pondok pesantren saja. Mengingat biaya sekolah yang tinggi dan kalau tidak didukung dengan potensi akademik anak yang baik maka akan sia-sia hasilnya. Selain lemah dalam urusan agama (mengalami kemerosotan moral) juga tidak mampu bersaing dalam dunia kerja karena Indeks Prestasi atau IPK yang rendah.

IPK yang tinggi adalah syarat yang tidak bisa ditawar lagi dalam mencari pekerjaan. Bahkan dengan IPK yang tinggi saja tidak cukup tanpa dukungan moral yang baik. Sekarang perusahaan-perusahaan dalam perekrutan karyawannya sudah memfokuskan pada seleksi moral ini.

Itulah sekilas mengenai pandangan dalam menyekolahkan anak agar sesuai dengan potensi yang dimiliki anak tersebut. Semoga orang tua tidak salah dalam mengarahkan anak, dan baginya tidak menyesal kemudian. Semoga dari ulasan singkat ini dapat menjadi inspirasi orang tua dalam menyekolahkan anaknya.*