Pemilihan bahan matriks dan penguat (reinforcement) sangat mempengaruhi mechanical properties komposit yang dihasilkan. Jangan sampai material komposit yang Anda buat memiliki mechanical properties yang lebih rendah dari matriks nya. Ingat, tujuan membuat material komposit adalah untuk mendapatkan sifat material baru yang lebih baik dari sebelumnya.
Seringkali saya menguji ujian skripsi mahasiswa dengan topik material komposit yang hasilnya justru memiliki mechanical properties yang lebih rendah dari pada matrik nya. Ternyata setelah ditelusuri, cara memilih bahan matriks dan penguat yang tidak tepat.
Matriks dan Fungsinya?
Matriks adalah bahan utama dari sebuah material komposit yang akan dinaikkan mechanical properties nya oleh bahan penguat (reinforcement). Matrik ini harus mampu mengikat bahan reinforcement dengan baik agar tidak terjadi fenomena fiber pull out, yaitu serat yang terlepas dari matrik.
Sebenarnya tujuan membuat material komposit adalah untuk meningkatkan bahan matrik ini. Jadi, kuncinya bahan reinforcement harus memiliki kekuatan yang lebih baik dari pada matriks.
Jenis-Jenis Bahan Matriks Komposit
Banyak sekali bahan di alam ini yang dapat Anda jadikan sebagai matrik dalam sebuah komposit. Namun jika dikelompokkan menurut jenisnya, terdapat 3 jenis matrik yaitu matrik dari bahan polimer, logam dan keramik.
1. Polimer
Polimer memiliki struktur yang lebih komplek dari pada logam dan keramik. Selain berharga murah, polimer juga mudah diproses. Akan tetapi yang menjadi kelemahan dari bahan ini adalah strength dan modulus yang rendah. Selain itu juga tidak tahan pada temperature tinggi.
Janis-Jenis Polimer
Terdapat dua jenis polimer, yaitu Thermoplastic dan Thermoset.
Thermoplastic
Polimer thermoplastic adalah polimer yang akan mengalami lunak hingga meleleh jika dikenai suhu tinggi.
Beberapa jenis polimer thermoplastic adalah: Polyethylene (baik low maupun high density), Polystyrene dan PMMA.
Untuk thermoplastic konvensional seperti: Polypropylene, Nylon, Thermoplastic Polyester (PET, PBT) dan Polycarbonat.
Sedangkan yang termasuk baru adalah: Polyamide imide, Polyphenylene Sulfide (PPS), Polyarysulfone dan Polyetherether Ketone (PEEK).
Thermoset
Apabila sebuah polimer jika dikenai panas tidak akan melunak dan meleleh namun akan rusak dengan sendirinya maka polimer tersebut dikatakan sebagai Polimer Thermoset.
Sebagai contoh bahan polimer thermoset adalah dari jenis karet. Sebagai contohnya adalah Resin Epoxy, Resin Polyester, Phenolic, Polyimide dan Vinyl Ester.
Mechanical Properties
Karakteristik Bahan Resin Epoxy:
1. | Density, ρ | = | 1,2 -1,3 | g/cm3 |
2. | Strength, σ | = | 50 – 125 | MPa |
3. | Modulus, E | = | 2,5 – 4 | GPa |
4. | Poisson Ratio, v | = | 0,2 – 0,33 | |
5. | CTE, α | = | 50 – 100 | 10-6.K-1 |
6. | Cure Shrinkage | = | 1 – 5 | % |
7. | Temperatur | = | 150 | oC |
Karakteristik Bahan Resin Polyester:
1. | Density, ρ | = | 1,1 -1,4 | g/cm3 |
2. | Strength, σ | = | 30 – 100 | MPa |
3. | Modulus, E | = | 2 – 4 | GPa |
4. | Poisson Ratio, v | = | 0,2 – 0,33 | |
5. | CTE, α | = | 50 – 100 | 10-6.K-1 |
6. | Cure Shrinkage | = | 5 – 12 | % |
7. | Temperatur | = | 80 | oC |
2. Logam
Metal atau logam merpakan sebuah material Teknik yang sangat popular digunakan di berbagai bidang. Selain terkenal kuat dan ulet, logam juga memiliki sifat palstis sehingga mudah untuk dibentuk dengan berbagai jenis metode.
Jenis Logam
Logam termasuk dalam material crystalline yang dapat digolongkan menjadi 3, yaitu Face Centered Cubic (FCC), Bocy Centered Cubic (BCC) dan Hexagonal Close Packed (HCP).
Namun untuk membentuk menjadi bentuk kristal yang sempurna tidaklah mungkin karena berbagai macam hal gangguan selama proses produksi. Sehingga, bentuk kristal logam yang ada di alam ini tidak ada yang sempurna atau cacat (imperfection).
Cacat Logam
Beberapa crystal imperfection yang sering terjadi adalah:
- Point defects (zero dimentional)
- Line defects (unidimensional)
- Planar atau interfacial defects (bidimensional)
- Volume defects (tridimensional)
Contoh Krtistal Logam
FCC
Iron (910 – 1.390oC), Nickel, Cooper, Aluminum, Emas, Platinum dan Silver.
BCC
Iron (T < 910oC dan T > 1.390oC), Beryllium (T > 1.250oC), Cobalt (T > 427oC), Tungsten, Molybdenum, Chromium, Vanadium dan Niobium.
HCP
Titanium, Beryllium (T < 1.250oC), Cobalt (T < 427oC), Zinc, Magnesium dan Zirconium.
Mechanical Properties Logam
Bahan Logam | E (GPa) | σy (MPa) | σmax (MPa) | KIC (MPa.m1/2) |
Aluminum | 70 | 40 | 200 | 100 |
Copper | 120 | 60 | 400 | 65 |
Nickel | 200 | 70 | 400 | 350 |
Aluminum Alloys | 70 | 100-380 | 250-480 | 40-23 |
Stainless Steel (304) | 195 | 240 | 365 | 200 |
3. Keramik
Keramik dikenal sebagai material yangbersifat keras dan getas. Pada umumnya keramik terdiri dari beberapa bahan logam yang dikombinasikan dengan non logam, seperti oxygen, carbon atau nitrogen.
Logam memiliki ikatan kuat kovalen dan ionic bonding. Terutama dalam bentuk glass, keramik juga berbentuk crystalline yang sama dengan logam.
Jenis Bahan Keramik
Ada dua jenis bahan keramik, yaitu ceramic compound (stoichiometric) dan nonstoichiometric ceramic compound.
- Ceramic compound (stoichiometric) : Alumina (AL2O3), Beryllia (BeO), Spinel (MgAl2O4), Silicone Carbide (SiC) dan Silicone Nitride (Si3N4).
- Nonstoichiometric ceramic compound : Fe0,96O.
Mechanical Properties Bahan Keramik
Bahan Keramik | Young’s Modulus (GPa) | Tensile Strength (MPa) | Coefficient of thermal expansion (10-6K-1) | Density (g/cm3) |
Aumina | 360-4– | 250-300 | 2,25-2,87 | 3,2 |
Mullite | 143 | 83 | 5,3 | – |
MgO | 210-300 | 97-130 | 13,8 | 3,6 |
SiC | 400-440 | 310 | 4,8 | 3,2 |
Si3N4 |
Cara Memilih Bahan Matrik Komposit yang Baik
Cara membuat bahan komposit perlu pertimbangan yang baik antara bahan matrik dan reinforcement nya. Bahan matrik dengan reinforcement A belum tentu baik jika digunakan dengan reinforcement B. Antara matrik dan reinforcement memiliki hubungan yang sangat erat dalam membuat bahan komposit yang optimal.
Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam memilih bahan matrik komposit adalah:
- Kesamaan antara nilai koefisien thermal ekspansi antara matrik dan reinforcement, jika ada perbedaan yang cukup signifikan maka komposit akan mudah retak.
- Bahan matrik memiliki sifat perekat yang baik agar reinforcement tidak mudah lepas dari matrik.
Itulah cara memilih bahan matrik komposit agar dapat membuat material komposit yang memiliki mechanical properties yang baik.*
Referensi:
- Chawla K.K, 2012, Composite Materials (Scence and Engineering) Third Edition, Springer, USA.
- Groover M.P, 2010, Fundamentals of modern manufacturing (materials, processes and system), Jhon Wiley & Soon. Inc, USA.